WEB BLOG
this site the web

Rumput Laut (Eucheuma cottonii)2

1.Aspek biologis rumput laut

a.Jenis atau spesies rumput laut

Klasifikasi Eucheuma cottonii

Rumput laut spesies Eucheuma cottonii mempunyai klasifikasi sebagai berikut :

Divisi: Rhodophyta

Kelas: Rhodophyceae

Sub kelas: Florideophycidae

Bangsa: Gigantinales

Suku: Solieraceae

Marga: Eucheuma

Jenis: Eucheuma Cottonii

Eucheuma alvarezii (Doty).

Kappaphycus alvarezii (Doty).

Spesies Kappaphycus alvarezii (Doty), merupakan nama yang telah diperbaharui dari Eucheuma alvarezii (Doty). Dinamakan demikian karena kandungan akhirnya adalah kappa karaginan, sedangkan Eucheuma cottonii adalah nama komersial dari Kappapycus alvarezii (Doty, 1986).

Morfologi Eucheuma cottonii

Dari segi morfologi rumput laut tidak memperlihatkan adanya perbedaan antara akar, batang, dan daun. Bentuk tersebut adalah thalus belaka. Bentuk thalus belaka. Bentuk thalus rumput laut bermacam-macam, antara lain bulat, pipih, gepeng dan bulat seperti kantong, rambut dan sebagainya. Berdasarkan jumlah sel yang menyusunnya alga ini ada yang tersusun uniseluler (satu sel) atau multiseluler (banyak sel). Pada makro alga, jenis percabangan antara lain adalah pectinate (berderet searah pada thalus utama), pinnate (bercabag dua-dua sepanjang thalus utama secara berselang selang), ferticilate (cabangnya berpusat melingkari aksis atau sumbu utama) dan ada juga yang sederhana, tidak bercabang. Sifat substansi thalus juga beraneka ragam ada yang lunak seperti gelatin (gelatinous), keras mengandung atau diliputi zat kapur (calcerous), dan sebagainya. Untuk marga eucheuma thalusnya adalah bulat silinder atau gepeng, bercabang berselang tidak teratur, di atau tikotomous (DKP Banten, 2007).

Fase hidup rumput laut

·Skema perkembangbiakan rumput laut secara generatif

Rumput laut




Spora (n)Spora (n)

Tanaman Jantan (n)Tanaman Betina (n)

Spermatium (n)sel telur (n)

+

Zigote (2n)

Toleransi fisiologis rumput laut

·Suhu

Dalam budidaya suhu air laut atau temperatur air laut perlu diperhatikan, walaupun pengaruhnya tidak terlalu besar bagi rumput laut, temperatur yang baik bagi rumput laut Eucheuma cottonii ini adalah sekitar 23-280C dengan perbedaan suhu antara malam dan siang hari relatif kecil. Begitu pula didalam pemanenan rumput laut ini sebaiknya dilakukan pemanenan pada pagi hari atau sore hari karena akan berpengaruh pada kualitas bibit rumput laut itu sendiri.

·Ombak dan arus

Ombak dan arus dapat berpengaruh dalam kegiatan budidaya baik pengaruh baik maupun pengaruh buruk. Pengaruh baiknya yaitu rumput laut memerlukan ombak untuk membantu mempercepat masuknya zat-zat makanan kedalam tanaman dan pengaruh buruknya yaitu jika ombak terlalu besar maka akan merusak rumput laut tersebut, untuk mempermudah dalam pemanenan dianjurkan agar dilakukan ketika pasang terendah/ ketika ombak tidak terlalu besar.

·Organisme pengganggu

Lokasi budidaya sebaiknya dilakukan pada perairan yang tidak banyak terdapat organisme pengganggu seperti bulu babi, ikan baronang, penyu, teritip dan sebagainya karena organisme tersebut dapat bersifat hama bagi budidaya rumput laut dan dapat mempengaruhi kualitas bibit dan rumput laut itu sendiri.

·Jalur pelayaran

Budidaya rumput laut ini sebaiknya tidak dilakukan pada jalur pelayaran karena akan mengganggu aktifitas pelayaran dan dapat menimbulkan konflik dengan kepentingan lain serta akan menghambat dalam pendistribusian rumput laut khususnya jalur laut itu sendiri.

·Limbah industri

Dalam memilih lokasi budidaya sebaiknya agak jauh dari sektor industri karena dikhawatirkan akan mempengaruhi pertumbuhan rumput laut bahkan dapat menjadi racun bagi rumput laut itu sendiri. Tanda tanda kerusakan rumput laut terjadi pada tanaman ketika berusia satu bulan setelah masa tanam dan juga dapat berdampak pada kualitas rumput laut tersebut, rumput laut akan berwarna putih pucat kemudian rontok dengan sendirinya.

2.Tekhnik Pengepakan dan Pengangkutan bibit Rumput Laut

·Rumput lautyang dipanen dikelompokkan berdasarkan jenis dan ukuran.

·Rumput laut dibersihkan dengan menggunakan air laut yang bersih, yang rusak dan kotoran (pasir) dipisahkan sebelum pengepakan.

·Pengepakan dilakukan dengan menggunakan karung, karung yang digunakan sebaiknya diberi lubang agar tidak terjadi lembab yang akan menyebabkan rumput laut itu rusak.

·Pengepakan dan pengangkutan dilakukan dengan hati-hati agar rumput laut tidak rusak.

·Pengangkutan rumput laut dari lokasi budidaya dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah kerusakan, jauhkan dari benda-benda yang tajam.

·Apabila harus ditumpuk, penumpukan rumput laut tidak lebih dari 3 tumpuk hal ini bertujuan agar rumput laut mempunyai ruang gerak udara, hal ini juga dilakukan ketika berada pada alat transportasi karena selain akan berlebihan muatan rumput laut pun akan rusak.

·Dilakukan dengan menggunakan kendaraan yang terbuka seperti truck, pickup dsb.

·Jika perjalannya jauh lebih dari 10 jam rumput laut disiram dengan air laut agar rumput laut tetap lembab/ tidak kering.

·Ketika dalam pengangkutan sebaiknya ditutup dengan menggunakan terpal atau sejenis lainnya agar terhindar kontak langsung dengan sinar matahari, air tawar, air hujan, embun, minyak dan kotoran lainnya maka akan berakibat rusaknya rumput laut.

·Ketika sampai pada lokasi budidaya sebaiknya rumput laut tersebut dikeluarkan dari karung dan disiram air laut atau dimasukkan kedalam jaring kemudian direndam dalam laut.

·Sebaiknya segeralah untuk ditanam pada lokasi budidaya.

3.Kelebihan dan kelemahan dalam proses pengangkutan

a.Keuntungan :

üAngkutan Darat : Pengangkutan dapat dilakukan dalam jumlah besar, biayanya lebih murah, dapat dilakukan kapan saja

üAngkutan Udara : Jaraknya jauh, cepat dan aman

üAngkutan Laut : mudah, murah dan dapat dalam jumlah besar, jaraknya jauh

b.Kerugian:

üAngkutan Darat : Mudah mengalami kerusakan, jaraknya tempuh dekat

üAngkutan udara : jumlahnya pengirimannya kecil dan biayanya besar dan harus disesuaikan jadwal dan tujuan penerbangan, administrasinya panjang

üAngkutan laut :perahu khusus, waktunya lama, mudah mengalami kerusakan

c.Kendala :

üRumput laut tidak dapat bertahan lama dalam perjalanan

üKondisi suhu pengangkutan tidak stabil

üKerusakan bahkan kematian

üJumlah yang kecil

4.Kegiatan fisiologis dan lingkungan dalam pengangkutan rumput laut

·Diusahakan pemanenan Eucheuma cottonii pada waktu sore hari hingga malam hari hal ini bertujuan untuk menghindari panas cahaya matahari.

·Usahakan ketika waktu pemanenan tidak dalam keadaan hujan karena akan menurunkan kualitas rumput laut tersebut.

·Pemberian es batu bertujuan untuk menurunkan suhu ketika berada di dalam boxstryfoam (jika menggunakan)

·Usahakan setelah dipanen jangan terlalu lama disimpan karena rumput laut akan busuk/mengering.

·Rumput laut yang sudah dipanen dibersihkan sebelum dilakukan pengepakan ini bertujuan untuk menghilangkan lumut/teritip dan rumput laut yang rusak pada rumput laut Eucheuma cottonii.

·Diusahakan pengepakan pada bibit rumput laut jangan terlalu padat karena akan merusak kualitas rumput laut tersebut.

·Sebaiknya bibit tetap lembab atau basah agar kandungan air pada rumput laut tersebut tetap terjaga.

·Jika menggunakan karung sebaiknya karung tersebut diberi lubang udara agar sirkulasi udara lancar dan rumput laut tersebut tidak busuk

5.Saran dan rekomendasi

a.Bibit rumput laut di daerah ini adalah jenis bibit rumput laut yang berasal dari maumere.

b.Bibit ini sebagai bibit percontohan yang akan didistribusikan di daerah Bali, Sulawesi, NTB, NTT dan sekitarnya.

c.Bibit tersebut adalah bibit persilangan antara bibit tambalang dengan cottonii lokal yang kandungan karagenan tinggi.

0 komentar:

Posting Komentar

 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies