WEB BLOG
this site the web

Jurnal Rumput Laut (Eucheuma cottonii)

HASIL DAN PEMBAHASAN
Laju Pertumbuhan
Hasil uji statistika menunjukkan
bahwa konsentrasi larutan bionik serta
interaksinya dengan lama perendaman tidak
memberikan perbedaan yang nyata terhadap
laju pertumbuhan rumput laut. Akan tetapi,
lama perendaman bibit rumput laut dalam
larutan pupuk bionik memberikan perbedaan
yang nyata terhadap laju pertumbuhan rumput
laut (tabel 1 dan gambar 1).
Dari tabel 1 terlihat bahwa laju
pertumbuhan rumput laut yang tertinggi
terdapat pada perlakuan lama perendaman 6
jam sekalipun tidak berbeda nyata dengan
perlakuan lama perendaman 4 jam, sedangkan
laju pertumbuhan terrendah terdapat pada
perlakuan lama perendaman selama 2 jam.
Semakin lama rumput laut direndam
dalam larutan pupuk bionik maka semakin
tinggi laju pertumbuhan rumput laut yang
diperoleh. Hal ini disebabkan semakin lama
dilakukan perendaman maka daya serap bibit
rumput laut terhadap larutan semakin tinggi.
Seperti diketahui bahwa larutan pupuk bionik
mengandung sejumlah nutrisi dan hormon
tumbuh tanaman (auxin, gibberelin, dan
cytokinin) sehingga dengan lamanya waktu
perendaman bibit rumput laut dalam larutan
pupuk bionik berarti semakin banyak pula
nutrisi dan hormon tumbuh tanaman yang
diserap oleh bibit rumput laut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
lama perendaman 6 jam sudah dapat
memberikan laju pertumbuhan sebesar 6,06%.
Diduga bahwa dengan perendaman 6 jam bibit
rumput laut sangat efektif dalam menyerap
nutrisi pada larutan bionik.
Diketahui bahwa semua jenis tanaman
sangat memerlukan adanya unsur hara, baik
unsur hara makro maupun unsur hara mikro.
Dalam larutan pupuk bionik tersedia sebanyak
dua puluh satu unsur-unsur hara (makro dan
mikro) yang mana unsur-unsur tersebut
diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Mul
Mulyani Sutejo (2002) mengemukakan bahwa
selama pertumbuhan, tanaman memerlukan
enambelas (16) unsur hara esensial (makro
dan mikro). Jika salah satu unsur tidak
tersedia maka dapat menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
serta produktivitasnya terhambat.
Hal lainnya diduga bahwa peran
hormon tumbuh seperti auxin, gibberelin, dan
cytokinin yang terdapat dalam larutan pupuk
bionik dan terserap dengan baik selama proses
perendaman, akan mempercepat proses
pertumbuhan dan perkembangan bibit rumput
laut. Sebagaimana dikatakan oleh Parnata
(2004) bahwa fungsi auxin adalah
mempercepat pembentukan dan perpanjangan
batang, menaikkan tekanan osmosis,
meningkatkan permeabilitas sel terhadap air,
meningkatkan sintesis protein, meningkatkan
plastisitas dan pengembangan dinding sel,
yang kesemuanya merupakan penunjang
dalam perkembangan tanaman. Selanjutnya
dikatakan bahwa gibberelin adalah hormon
tumbuh yang berfungsi membantu proses
enzimatis untuk mengubah pati menjadi gula
yang selanjutnya digunakan sebagai sumber
energi untuk pertumbuhan, sehingga
pertumbuhan berlangsung cepat. Di samping
itu, hormon tumbuh lainnya yakni Cytokinin
(Zeatin) berperan dalam memacu proses
pembelahan sel dan pembentukan organ.
Fungsi hormon tumbuh yang ada pada
larutan pupuk bionik ini diduga berperan juga
pada tanaman rumput laut. Hal ini terlihat dari
33
percepatan pembentukan tunas-tunas baru
pada rumput laut sehingga pertumbuhan yang
dihasilkan semakin cepat pula.
Hasil percobaan ini menunjukkan
bahwa pemberian pupuk bionik mampu
meningkatkan laju pertumbuhan rumput laut
sebesar 6,06% (gambar 1), sementara laju
pertumbuhan rumput laut dengan
menggunakan air kelapa muda hanya
mencapai 4,8% (Safia, 2005).
Dengan rata-rata laju pertumbuhan
sebesar 6,06% yang dihasilkan dari percobaan
ini berarti rumput laut sudah dapat dilakukan
pemanenan lebih singkat atau pada hari
keduapuluh satu bahkan di bawah hari
keduapuluh setelah tanam, sebab berat rumput
rumput laut yang dihasilkan sudah mencapai
5,6 kali dari berat semula. Pada akhir
percobaan (hari ke 35) berat rumput laut yang
dihasilkan sudah mencapai 7,9 kali dari berat
semula. Sebagaimana dikatakan oleh Sulitijo
(1985) bahwa dengan laju pertumbuhan berat
2% per hari dalam waktu 35 hari sudah dapat
dilakukan panenan, karena ukuran tanaman
sudah mencapai dua kali lipat tanaman
semula. Laju pertumbuhan 3% per hari, panen
dapat dilakukan lebih cepat lagi yaitu sekitar
25 hari, sedangkan laju pertumbuhan 4% per
hari panen dapat dilakukan setelah 20 hari.
Dalam percobaan ini, pemberian
pupuk cair bionik mampu meningkatkan
bobot rumput laut sebesar 7,9 kali lebih besar
dari bobot semula dengan waktu panen 5
minggu atau peningkatan bobot sebesar 5,6
kali lebih besar dari bobot awal jika dipanen
pada usia 3 minggu setelah tanam. Dengan
masa panen yang lebih singkat (dua puluh
satu hari) produksi rumput laut mampu
mencapai angka 2,7 ton / Ha dengan asumsi
bahwa berat bibit yang digunakan adalah 300
g per tanaman atau mengalami peningkatan
sebesar 35% dari produksi yang dicapai petani
di Kota Bau-Bau selama ini. Kurva laju
pertumbuhan rumput laut selama lima minggu
percobaan (gambar 1).
Pada gambar 1 terlihat bahwa laju
pertumbuhan tertinggi diperoleh dari
perlakuan lama perendaman 6 jam dalam
konsentrasi larutan pupuk bionik 150 cc / L
air laut (a3b3). Sedangkan laju pertumbuhan
terrendah diperoleh dari perlakuan konsentrasi
larutan 50 cc / L air laut selama 2 jam (a1b1).
Terlihat pula bahwa pada minggu pertama
setelah tanam, rumput laut telah menunjukkan
pertumbuhan yang relatif tinggi dan mencapai
puncak pada minggu kedua setelah tanam.
Setelah itu cenderung mengalami penurunan
laju pertumbuhan setelah minggu ketiga,
keempat, dan kelima setelah tanam. Untuk itu,
dalam rangka penyediaan bibit, maka rumput
laut yang diberi pupuk cair bionik sudah dapat
dipanen pada minggu kedua setelah tanam
dengan bobot yang telah mencapai 3,94 kali
dari bobot awal tanaman.
Berat Akhir Rumput Laut
Hasil uji statistika menunjukkan
bahwa konsentrasi dan lama perendaman bibit
rumput laut dalam larutan pupuk bionik serta
interaksinya menunjukkan pengaruh yang
nyata terhadap berat akhir rumput laut (tabel
2).
Pada tabel 2 terlihat bahwa berat
rumput laut yang tertinggi terdapat pada
perlakuan konsentrasi larutan pupuk bionik
150 cc dalam 1 liter air laut selama
perendaman 6 jam, sedangkan berat terrendah
terdapat pada perlakuan konsentrasi larutan
bionik 50 cc / L air laut selama perendaman 2
jam.
Semakin tinggi konsentrasi larutan
bionik maka semakin tinggi bobot rumput laut
yang diperoleh. Demikian pula semakin lama
perendaman bibit rumput laut dalam larutan
bionik maka semakin tinggi bobot rumput laut
yang diperoleh.
Hal ini disebabkan semakin lama dan
semakin tinggi konsentrasi larutan pupuk
bionik dalam larutan perendam maka daya
serap bibit rumput laut terhadap larutan
semakin tinggi. Seperti diketahui bahwa
larutan bionik mengandung sejumlah nutrisi
dan hormon tumbuh tanaman sehingga
dengan tingginya konsentrasi larutan bionik
yang diberikan dan semakin lama perendaman
yang dilakukan berarti semakin banyak pula
nutrisi dan hormon tumbuh tanaman yang
diserap oleh bibit rumput laut. Oleh karena
itu, terjadi kecenderungan pada bibit rumput
untuk melakukan aktifitas pertumbuhan yang
lebih baik dan lebih cepat. Hal ini terlihat
pada perlakuan konsentrasi 150 cc / L air
dengan waktu perendaman 6 jam di mana
perlakukan ini memberikan respon
34
pertumbuhan terbaik dibandingkan dengan
perlakuan yang lainnya.
Tersedianya sejumlah unsur hara pada
larutan pupuk bionik yang diserap oleh bibit
rumput laut akan membantu kekurangan unsur
hara yang disediakan oleh perairan sebagai
lingkungan tumbuh alaminya. Ketersediaan
dan keseimbangan unsur hara sangat
membantu proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Larutan bionik
mengandung Nitrogen 6,3%, K2O 6,07%,
P2O5 2,72%, sejumlah asam-asam organik,
dan hormon tumbuh tanaman (Auxin,
Gibberelin, dan Cytokinin). Dengan
kandungan hara yang cukup maka dapat
digunakan sebagai unsur pembentuk klorofil
dalam proses fotosintesis. Aktifitas
fotosintesis selanjutnya akan menghasilkan
sejumlah bahan-bahan dasar seperti glukosa
dan bahan lainnya sebagai pembentuk
jaringan dan peningkatan biomassa. Di
samping itu, hormon tumbuh yang ada pada
larutan pupuk bionik akan memacu proses
pembelahan sel-sel dan menghasilkan
jaringan-jaringan baru berupa tunas-tunas
muda. Sebagaimana diketahui bahwa
beberapa fungsi auxin, gibberelin, dan
cytokinin adalah merangsang pembelahan sel
sehingga mempercepat proses pertumbuhan
bagian-bagian tanaman yang secara
keseluruhan memacuh pertumbuhan tanaman,
merangsang mobilisasi nutrisi, dan
merangsang pembentukan tunas-tunas baru.

0 komentar:

Posting Komentar

 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies