WEB BLOG
this site the web

Mikroalga Dan Manfaat Antioksidan

Sekilas Tentang Mikroalga

Sebutan beberapa ahli melalui riset mereka yang kemudian menggolongkan suplemen mikroalga kini sebagai superfoods dilatarbelakangi beberapa penemuan jauh sebelum riset-riset sekarang mulai marak dilakukan.

Salah satu mikroalga yang paling dikenal, spirulina atau Arthospira platensis yang merupakan kumpulan mikroalga berkulit lunak berbentuk spiral sebenarnya sudah mulai digunakan oleh suku Aztec dan beberapa kawasan Afrika sebelum berkembang pesat di Jepang, yang terkenal dalam penggalian sumber-sumber suplemen alaminya.

Di dunia barat sendiri, spirulina sudah digunakan dalam mengatasi kadar radioaktif di masa musibah Chernobyll dari kandungan betakarotennya yang berfungsi melindungi sel-sel tubuh dari paparan bahan kimia berbahaya yang dapat menyebabkan kelainan pertumbuhan sel sebagai pemicu timbulnya kanker.

Berbagai riset dan penelitian kemudian membawa tumbuhan mikroalga ini pada suplemen-suplemen perawatan berbagai penyakit lain seperti diabetes, kanker serta peningkat kadar hemoglobin.
Sebagai makhluk hidup bersel tunggal sendiri mikroalga bereproduksi jauh lebih cepat dari tumbuhan biasa yang hidup di daratan.

Kandungan terbesar mikroalga dalam kaitannya terhadap gizi yang dibutuhkan manusia ada pada kadar tinggi asam amino sebagai satu-satunya tumbuhan berstruktur asam amino lengkap seperti pada protein hewani, kandungan protein yang lebih tinggi dari kacang soya, susu bahkan daging hewan, vitamin serta mineral, selain juga betakaroten dan klorofil yang sering digunakan sebagai antioksidan serta yang sekarang paling banyak disorot dalam beberapa riset baru, fikosianin yang juga berfungsi sebagai antioksidan ampuh dan pemicu daya tahan tubuh.

Kandungan zat besi ganggang ini jauh melebihi sayuran seperti bayam serta daging-dagingan, dan betakaroten yang selama ini sangat populer terkandung dalam wortel sendiri pada beberapa mikroalga berjumlah 20-50 kali lebih banyak.

Berdasar kandungan zat-zat gizi yang berperan besar sebagai antioksidan ini para ahli menghubungan kegunaannya pada banyak sisi kesehatan termasuk sistem kekebalan tubuh, kardiovaskuler, pencernaan, kesehatan kulit rambut dalam konteks anti penuaan serta detoksifikasi menyeluruh, termasuk juga dalam pencegahan kanker. Selain spirulina, mikroalga yang juga cukup populer adalah chlorella.

Sedikit berbeda dengan spirulina, chlorella tak memiliki kulit lunak sehingga daya penyerapan tubuh terhadapnya masih berada dalam persentase lebih rendah. Kandungan betakarotennya juga masih berada sedikit di bawah spirulina, berikut beberapa mineral lainnya.

Untung dan rugi

Secara garis besar, beberapa laporan berupa jurnal-jurnal berbasis 'Evidence Based Medicine' dari riset yang sudah dilakukan oleh para ahli menghubungkan fungsi mikroalga dalam peningkatan produksi antibodi /pemicu fungsi imun, regenerasi sel, memicu fungsi otak, penurun reaksi alergi termasuk dalam penyakit asma yang dipicu oleh reaksi alergi tersebut, antimikroba termasuk bakteri, virus dan jamur, anti peradangan, peningkatan fungsi jantung dan pembuluh darah, proteksi kanker dan radiasi-kemoterapi pada kanker, dan masih banyak lagi, namun riset lain terbanyak menghubungkannya dengan fungsi antioksidan serta detoksifikasi.

Begitupun, fungsi sebesar yang dilaporkan itu, sebagaimana banyak zat gizi lainnya, tetap memiliki beberapa kerugian terutama bila digunakan tidak semestinya. Berkaitan dengan ini, beberapa riset lain juga menyebutkan mikroalga belum bisa dijadikan menu utama dalam susunan diet melainkan masih berada dalam batasannya sebagai suplemen karena ukurannya yang sangat kecil sebagai makhluk bersel tunggal tadi membuat mikroalga bisa menimbulkan masalah pencernaan bila dikonsumsi dalam jumlah besar seperti misalnya diare dan dehidrasi pada kasus-kasus yang berlanjut.

Lebih lanjut, para ahli ini mengemukakan pendapat mereka dalam banyaknya produk berkandungan mikroalga yang beredar sebagai ekses euforia dari publikasi positif tadi, yang akhirnya banyak menjadi kurang baik dalam pengolahannya.

Hal ini kemudian mereka jelaskan dalam hubungannya dengan jenis organik dan non-organik dari mikroalga itu sendiri, dimana pengolahan non-organik akan mempengaruhi optimalitas fungsinya yang bisa tercemar oleh kombinasi beberapa bahan dasar lain yang digunakan, berikut proses yang bisa merusak pH-nya sendiri dimana kebanyakan mikroalga ini hidup stabil pada pH seimbang diantara 8-11 dan temperature 85 hingga 112 derajat Celcius.

Mendapatkan produk yang diproses secara murni organik mungkin masih sedikit sulit selain biaya yang jauh lebih mahal karena pemrosesannya yang lebih sulit, namun tentu masih sangat perlu untuk mengkaji terlebih dahulu produk-produk yang kini beredar menjamur menawarkan fungsi mikroalga yang sedemikian menarik ini, agar tak berdampak merugikan bagi penggunanya sendiri.
 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies